LAPORAN PRAKTIKUM
GELOMBANG DAN OPTIK
(GO-7)
PEMBIASAN PADA KACA
PLAN PARALEL
Disusun
oleh :
KELOMPOK
I
1.
Indrawati (13030654041)
2. Asti Muninggar (13030654046)
3. Mayang Indrawati (13030654051)
4. Mochamad Riduwan (13030654055)
UNIVERSITAS
NEGERI SURABAYA
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PRODI
PENDIDIKAN IPA
PEMBIASAN PADA
KACA PLAN PARALEL
ABSTRAK
Indeks bias pada medium didefinisikan sebagai
perbandingan antara kecepatan cahaya dalam ruang hampa udara dengan cepat
rambat cahaya pada suatu medium. Jika cahaya menembus suatu medium yang
memiliki kerapatan yang berbeda, maka kecepatan cahaya dalam medium dan diudara
bebas berbeda, dan akan terjadi pembiasan yang ditandai dengan adanya
pergeseran sinar. Percobaan GO-7 yang telah dilaksanakan pada hari Kamis, 12
November 2015 di Laboratorium IPA UNESA ini bertujuan
untuk menentukan besarnya indeks bias kaca plan parallel, dan
menentukan besarnya pergeseran sinar cahaya pada kaca plan parallel. Metode yang digunakan adalah dengan meletakkan balok kaca (kaca plan paralel) di atas kertas putih polos. Kemudian
mengukur sudut datang (i) pada
sudut 10º, 20º, 30º, 40º, 50º, 60º, 70º, 80º, 90º, 100º. Kemudian menandainya dengan jarum pentul, sehingga bayangan dapat dilihat dari sisi
kaca plan parallel yang lain. Bayangan yang terbentuk juga ditandai dengan
jarum pentul sehingga bila kaca dan jarum dilepas, jarak antara perpanjangan sinar datang dan
sinar bias (t) dapat dilihat dan diukur. Adapun hasil perhitungan dari 10 kali
manipulasi sinar datang (i) didapat hasil rata-rata indeks bias kaca plan
parallel senilai 1,48 dengan ketelitian 87% dan taraf ketidakpastian
sebesar 13% dari indeks bias kaca plan parallel secara teori yaitu 1,50.
Kata kunci : sudut datang, sudut bias, pergeseran, indeks bias
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembiasan cahaya adalah peristiwa penyimpangan atau
pembelokan cahaya karena melalui dua medium yang berbeda kerapatan optiknya. Banyak
kegiatan sehari-hari yang dapat menjelaskan peristiwa pembiasan tersebut.
Contoh pembiasan di lingkungan sekitar kita yaitu pensil yang dicelupkan
kedalam gelas kemudian pensil tersebut terlihat bengkok, sebenarnya pensil
tersebut tidak bengkok. Hal inilah yang disebut pembiasan. Pada contoh tersebut
belum kita ketahui bagaimana pembiasan itu terjadi dan apa yang menyebabkannya.
Untuk mengetahui pembiasan yang terjadi pada kaca plan paralel dan juga
pergeseran sinar pada kaca plan paralel maka kami akan melakukan percobaan
pembiasan pada kaca plan paralel. Kaca
plan parallel itu sendiri merupakan medium masuknya cahaya. Prinsip kerjanya
sama seperti pensil yang dicelupkan didalam air, namun mediumnya saja yang
berbeda.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, didapatkan rumusan
masalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana besarnya
indeks bias kaca plan parallel?
2.
Bagaimana besarnya
pergeseran sinar cahaya pada kaca plan parallel?
C. Hipotesis
Perbandingan dari sudut datang dengan sinus
sudut bias adalah konstan.
D. Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah :
1.
Menentukan besarnya
indeks bias kaca plan parallel.
2.
Menentukan besarnya
indeks bias kaca plan parallel.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pembiasan oleh
permukaan datar sejajar (plan pararel)
Kaca plan pararel adalah
benda yang terbuat dari kaca berbentuk kubus dengan 6 sisi yang rata dengan
sisi yang berhadapan sejajar. Bentuknya lempeng tipis mirip batu-bata atau
korek api. Ia memiliki ketebalan tertentu yang sering dilambangkan dengan d.
Peristiwa yang terjadi ketika seberkas sinar melewati sebuah kaca plan pararel
adalah sinar tersebut akan megalami pergeseran. Cahaya atau berkas sinar akan
mengalmi 2 kali pembiasan oleh dua medium yang berbedakerapatannya. Pembiasan pertama terjadi ketika berkas
cahaya dari udara menuju kaca dan pembiasan kedua terjadi saat berkas cahaya
meninggalkan kaca menuju udara.
B. Arah Pembiasan Cahaya
Pembiasan
cahaya adalah peristiwa penyimpangan/ pembelokan cahaya karena melalui dua
medium yang berbeda kerapatannya. Arah
pembiasan cahaya dibedakan menjadi 2 macam yaitu :
1.
Mendekati garis normal
Jika cahaya merambat dari medium optik kurang
rapat ke medium optik yang lebih rapat.
2. Menjauhi
garis normal
Jika
cahaya merambat dari medium optik lebih rapat ke medium optik yang kurang rapat.
C.
Hukum Snellius
Menurut Hukum Snellius, yang berbunyi :
1. Pada Hukum I Snellius berbunyi, “sinar datang, sinar bias, dan
garis normal terletak pada satu bidang datar.
2. Sedangkan Hukum II Snellius berbunyi, “jika sinar datang dari
medium renggang ke medium rapat (misalnya dari udara ke air atau dari udara ke
kaca), maka sinar dibelokkan mendekati garis normal. Jika sebaliknya, sinar
datang dari medium rapat ke medium renggang (misalnya dari air ke udara) maka
sinar dibelokkan menjauhi garis normal”.
Sehingga didapatkan rumus :
Keterangan :
n = indeks bias
i = sudut datang
r = sudut pantul
Sinar
yang keluar pada keping kaca plan paralel dari sisi yang lain tetap berarah
sejajar tetapi bergeser dari arah semula. Besarnya pergeseran dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
Keterangan
:
t = pegeseran sinar
d = tebal kaca
Gambar 1. Rancangan
Percobaan
BAB III
METODE PERCOBAAN
A.
Jenis
Praktikum
Jenis praktikum yang kami lakukan berupa eksperimen. Hal ini
dikarenakan pada kegiatan praktikum melakukan proses eksperimen terhadap pembiasan pada kaca plan paralel.
B.
Waktu
dan Tempat
1.
Waktu
Praktikum dilaksanakan pada hari kamis, 12 November 2015 pukul 09.40 WIB –
selesai.
2.
Tempat
Praktikum ini dilaksanakan di laboratorium
Prodi Pendidikan IPA Universitas Negeri Surabaya.
C.
Variabel
Percobaan
1.
Variabel Manipulasi : Sudut Datang (i)
Definisi Operasional :
Sudut datang adalah sudut yang dibentuk
antara sinar datang yang menyentuh sisi kaca plan paralel dengan garis normal.
Sudut datang dimanipulasi sebesar 10°,15°,20°,25°,30°,35°,40°,45°,50°,dan 55° .
2. Variabel
Kontrol : Jenis Kaca
Definisi
Operasional :
Jenis kaca yang digunakan dalam percobaan
adalah sama yaitu kaca plan paralel.
3.
Variabel Respon : Sudut
Bias (r) dan Pergeseran (t)
Definisi
Operasional :
a.
Sudut Bias ( r) adalah sudut yang dibentuk antara
sinar yang keluar (garis pada kaca) dengan garis normal, dimana nanti akan
diukur dengan menggunakan busur derajat.
b.
Pergeseran (t) adalah jarak antara sinar datang
dengan sinar yang meninggalkan sisi kaca plan paralel.
D.
Alat dan
Bahan
1. Kaca Plan Paralel 1
Buah
2. Jarum Pentul secukupnya
3. Penggaris 1
Buah
4. Kertas A4 10
Lembar
5. Busur Derajat 1
Buah
6. Ball-Point 2
Buah
7. Sterofoam 1
Buah
E.
Rancangan
Percobaan
Gambar
1. Rancangan Percobaan pembiasan pada
kaca plan parallel
F.
Langkah
Kerja
1. Meletakkan
kaca planparalel diatas kertas putih dan menggambarnya.
2. Membuat
garis vertikal yang tegak lurus dengan kaca plan paralel sebagai garis normal.
3. Membuat
sinar datang dan menentukan sudutnya yakni sebesar 20°.
4. Menancapkan
jarum pada garis sinar datang.
5. Mengamati
posisi jarum dari sisi lain kaca plan paralel.
6. Menancapkan
jarum pada titik tertentu sehingga kedudukan jarum berhimpit dengan jarum yang
berbeda pada garis sudut datang.
7. Membuat
garis pada titik jarum yang berimpit , garis tersebut merupakan garis yang
meninggalkan kaca plan paralel.
8. Membuat
garis dari titik sudut datang pada batas sisi kaca planparalel sampai titik
sinar yang meninggalkan kaca plan paralel pada batas sisi kaca planparalel.
Garis ini adalah garis sinar bias.
9. Mengukur
sudut bias dengan busur derajat.
10. Mengukur
besarnya pergeseran dengan penggaris.
11. Mengulangi
percobaan sebanyak 10 kali
dengan sudut datang yang berbeda (10°, 15°,20°,25°,30°,35°,40°,45°,50°,dan 55°).
12. Menghitung
nilai indeks bias dan pergeseran secara teoritis. Membuat grafik hubungan sinus
i dengan r.
G.
Alur
Percobaan
BAB IV
DATA DAN ANALISIS
A. Data
Berdasarkan
praktikum “Pembiasan pada Kaca Plan Paralel” yang telah dilakukan, diperoleh
data sebagai berikut :
Tabel 4.1 Hasil Percobaan Pembiasan pada Kaca Plan
Paralel
Percobaan ke-
|
i
(i ± 1)°
|
r
(r ± 1) °
|
t (perhitungan)
(t ± 0,1) cm
|
N (perhitungan)
|
1
|
10
|
0,3
|
7,40
|
1,3
|
2
|
15
|
0,4
|
11,30
|
1,3
|
3
|
20
|
0,8
|
12,40
|
1,6
|
4
|
25
|
1,0
|
16,17
|
1,5
|
5
|
30
|
1,3
|
17,74
|
1,7
|
6
|
35
|
1,4
|
22,29
|
1,5
|
7
|
40
|
1,7
|
25,17
|
1,5
|
8
|
45
|
2,0
|
28,37
|
1,5
|
9
|
50
|
2,3
|
31,38
|
1,5
|
10
|
55
|
2,5
|
34,99
|
1,4
|
Rata-rata
|
1,48
|
Keterangan:
d=6 cm
B. Analisis
Dari tabel data hasil percobaan terkait nilai indeks
bias kaca plan parallel dengan ketebalan kaca yang dilewati sinar setebal 6 cm dan
manipulasi sudut sinar datangi sebesar100, 150, 200,
250, 300, 350, 400, 450,
500, 550didapatkan pergeseran pembiasan t melalui pengukuran secara berturut-turut senilai
0,3; 0,4; 0,8; 1,0; 1,3; 1,4; 1,7; 2,0; 2,3; dan2,5. Selanjutnya, melalui persamaan
tan r = = didapat
data sudut bias r berturut-turut yaitu
7,40; 11,30; 12,40; 16,17; 7,40; 17,74; 22,29; 25,17; 28,37; 31,38; 34,99. Nilai
sudut bias r yang telah didapat kemudian digunakan untuk menghitung nilai indeks
bias n pada kaca
plan parallel melalui persamaan n = .
Dari hasil perhitungan sepuluh data nilai indeks bias n tersebut, diperoleh
rata-rata nilai n sebesar 1,48. Atau melalui aturan pembulatan, hasil tersebut dapat
dituliskan sebesar 1,5.
B. Pembahasan
Berdasarkan
data yang telah diperoleh dari percobaan indeks bias kaca plan parallel,
didapat bahwa nilai rata-rata indeks bias n pada kaca plan parallel sebesar
1,48 dengan ketelitian 87% dan taraf ketidakpastian sebesar 13%. Atau melalui aturan pembulatan, nilai tersebut
dapat dituliskan sebesar 1,5, sesuaidenganteoriyaitu. Akan tetapi, nilai n
untuk setiap percobaan tidak selalu menunjukkan angka 1,5.
Pada percobaan 1 dan 2, nilai n yang
diperoleh lebih kecil dari teori, sebab nilai pengukuran pergeseran t yang
didapat sangat kecil (kurang dari 1 cm). Pengukuran pergeseran t tersebut dipengaruhi
oleh kecilnya sudut datang yang dibentuk. Padahal, semakin kecil sudut,
biasanya semakin besar kemungkinan terjadi kesalahan paralaks maupun kesalahan dalam
menggaris.
Sedangkan pada
percobaan 3 dan 5, nilai n yang diperoleh lebih besar dari teori,Hal ini terjadi
karena adanya kesalahan pada saat
melakukan percobaan. Pertama, dalam hal membuat garis normal. Kemungkinan garis
normal yang dibuat tidak tepat tegak lurus dengan permukaan kaca. Apabila sudut
normal yang digambar tidak tepat, maka akan
sudut sinar datang yang dimanipulasi. Sehingga perhitungan yang dilakukan menjadi
tidak tepat. Kemungkinan terjadinya kesalahan yang kedua dapat ialah pada saat menggunakan
busur derajat, Kesalahan ada ketika melihat angka yang ada pada busur derajat pada
saat mengukur sudut sinar datang. Kemudian kesalahan pengamatan juga dapat terjadi
pada saat memasang jarum pentul yang tidak tepat dengan pembiasan. Sehingga perpanjangan
antara sinar datang dan sinar bias tidak sejajar. Hal ini juga akan mempengaruhi
pengukuran nilai pergeseran (t).
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan menentukan indeks
bias pada kaca plan paralel, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Sinar yang melalui dua medium
berbeda yaitu kaca dan udara akan mengalami perubahan kecepatan
dengan indikasi pembelokan sinar. Hal ini disebut pembiasan cahaya
2. Nilai rata-rata indeks bias n pada
kaca plan parallel yang didapat dari percobaan sebesar 1,48 dengan ketelitian 87%
dan taraf ketidakpastian sebesar 13%. Atau melalui aturan pembulata, nilai
tersebut dapat dituliskan sebesar 1,5, sesuai dengan teori
B.
Saran
Ketika melakukan percobaan,
sebaiknya praktikan lebih
fokus dan teliti terutama saat menggunakan alat ukur, dalam hal ini mistar dan busur
derajat, sehingga pengukuran tepat. Selain itu, dalam menentukan sudut datang,
sebaiknya menggunakan sudut datang yang tidak terlalu kecil dan tidak terlalu
besar. Sudut sinar datang yang efektif digunakan untuk praktikum menentukan
indeks bias kaca plan parallel yaitu antara 15o sampai dengan 55o.
DAFTAR PUSTAKA
Ramadhan, Wisnu. 2014. Laporan Praktikum Ujian Praktik Fisika.
(online),
(wisnurama7.blogspot.co.id/2014/08/Laporan-Praktikum-Ujian-Prakti-Fisika.html,
diakses 13 November 2015).
Mubarok, Muhammad. 2014. Laporan Praktikum Fisika Pembiasan Pada Kaca
Prisma Dan Pembiasan Pada Kaca Plan Paralel. (online), (https;//www.academia.edu/10009381/Laporan-Praktikum-Fisika-Pembiasan-Pada-Kaca-Prisma-Dan-Pembiasan-Pada-Kaca-Plan-Paralel,
diakses 13 November 2015).
Tim. 2015. Modul Praktikum Gelombang dan Optik.
Surabaya : Unipress
Tidak ada komentar:
Posting Komentar