LAPORAN PRAKTIKUM
GELOMBANG DAN OPTIK
(GO-6)
CERMIN CEKUNG
Disusun
oleh :
KELOMPOK
I
1.
Indrawati (13030654041)
2.
Asti
Muninggar (13030654046)
3.
Mayang
Indrawati (13030654051)
4.
Mochamad
Riduwan (13030654055)
UNIVERSITAS
NEGERI SURABAYA
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PRODI
PENDIDIKAN IPA
2015
CERMIN
CEKUNG
ABSTRAK
Cermin cekung adalah cermin yang memiliki bagian pemantul cahaya yang permukaannya berupa cekungan. Percobaan
GO-6 yang telah dilaksanakan pada hari Kamis, 19 November 2015 di Laboratorium
IPA UNESA ini bertujuan untuk menentukan jarak
fokus pada cermin cekung. Adapun metode yang kami gunakan
adalah meletakkan lilin pada suatu jarak tertentu di depan cermin cekung (
fokus
5 cm), mengatur layar sehingga bayangan lilin terlihat
fokus pada layar, kemudian mengukur jarak lilin ke cermin (s) dan jarak layar
ke cermin (s’) pada papan penggaris. Kemudian menentukan jarak fokusnya. Percobaan
cermin cekung dengan fokus lensa 5 cm pada percobaan 1-4 tidak terbentuk
bayangan, sedangkan pada percobaan 5-6 bayangan yang terbentuk berturut-turut
adalah 5,0 cm ; 5,2 cm ; 5,4 ; 5,7 ; 5,7 ; 5,9 dengan taraf ketelitian sebasar 90,33 % dan ketidakpastian sebesar 9,67 % jadi hasil percobaan
tersebut bisa dikatakan valid.
Kata Kunci: Cermin cekung, jarak benda, jarak bayangan, jarak fokus
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Ada tiga jenis cermin, salah satu dari ketiga jenis cermin tersebut
adalah cermin cekung. Cermin cekung adalah cermin yang permukaannya cekung
berbentuk irisan bola yang bagian dalamnya memantulkan keseluruhan cahaya yang
diterimanya. Cermin cekung bersifat konvergen, yaitu bersifat mengumpulkan
sinar-sinar pantul. Titik berkumpulnya sinar-sinar pantul dinamakan titik fokus
atau titik api. Cermin cekung biasanya digunakan untuk mengarahkan cahaya agar
berkas sinar pantulnya sejajar. Contohnya pada reflektor proyektor, lampu
kendaraan dan lampu senter. (Sopena, 2013)
Ketika sebuah benda diletakkan didepan cermin cekung maka akan dihasilkan
suatu bayangan dari benda tersebut. Jarak benda dengan cermin dapat
mempengaruhi jarak bayangan yang dihasilkan serta jara fokusnya. Untuk
membuktikannya dilakukan percobaan cermin cekung untuk menentukan jarak
bayangan dan jarak fokus cermin cekung dengan memanipulasi jarak bendanya berbeda.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, didapatkan rumusan masalah “Bagaimana menentukan jarak
fokus pada cermin cekung?”
C.
Hipotesis
Berapapun jarak
benda di depan cermin, titik fokus tetap atau konstan.
D.
Tujuan
Adapun
tujuan dari percobaan ini adalah : Untuk menentukan jarak fokus pada cermin
cekung
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
PENGERTIAN CERMIN
Cermin merupakan
suatu benda yang sangat halus dan mampu memantulkan cahaya. Cermin cekung adalah cermin yang memiliki bagian pemantul
cahaya permukaannya berupa cekungan, dan berupa bagian dalam dari sebuah bola. Cermin cekung biasa digunakan sebagai reflector (benda
yang memantulkan cahaya) misalnya pada lampu senter, lampu sepeda, lampu mobil dan alat-alat kerja yang dimiliki oleh para dokter.
Bayangan yang dihasilkan adalah bayangan nyata atau maya.
Penggunaan cermin cekung salah satu contohnya lagi adalah bila hendak mengamati
kulit wajah anda lebih jelas dan detail, dekatkan wajah anda pada permukaan
cermin cekung yang memantulkan cahaya hingga bayangan wajah anda tampak lebih
besar dan pori kulit wajah dapat dilihat dengan jelas. Bayangan wajah anda
tampak lebih besar daripada wajah anda karena cermin cekung memperbesar
bayangan wajah, di mana hal ini terjadi ketika jarak wajah anda dari cermin
cekung lebih kecil daripada panjang fokus cermin cekung.
Cermin cekung bersifat mengumpulkan
sinar pantul (konvergen). Ketika sinar-sinar sejajar dikenakan pada cermin
cekung, sinar pantulnya akan berpotongan pada satu titik, yang dinamakan titik
api atau titik fokus (F). Sifat – sifat bayangan yang dibentuk oleh
cermin cekung : Maya, sama tegak dan diperbesar.
1.
Bagian –
Bagian Cermin Cekung
Gambar 1. Bagian
– bagian cermin cekung
Keterangan:
M : Titik pusat kelengkungan cermin.
M : Titik pusat kelengkungan cermin.
F : Titik fokus.
O : Titik pusat permukaan cermin.
OF : Jarak fokus, panjangnya ½ jari-jari
kelengkungan cermin (f).
OM: Sumbu utama
R1, R2, dan R3 : Ruang di depan cermin.
R4 : Ruang di belakang cermin.
2.
Rumus Cermin Cekung
Keterangan:
f = fokus
R = jari-jari kelengkungan
S = jarak benda
S’ = jarak bayangan
M = perbesaran
h = tinggi benda
3. Ciri-Ciri Cermin
Cekung
a. Melengkung ke dalam
b. Bagian pinggirnya tebal,sedangkan bagian tengahnya
tipis
c. Dapat mengumpulkan berkas sinar
d. Titik kumpulnya disebut titik focus yang bernilai
positif
e. Memiliki sinar istimewa
4. Pemantulan Cahaya Pada Cermin Cekung
Garis PA yang melewati pusat bola dan
tegak lurus terhadap permukaan adalah sumbu utama cermin. Jika cahaya
dipantulkan dari sisi dalam bola, maka cermin tersebut disebut cermin cekung.
Sebaliknya jika cahaya dipantulkan dari sisi luar bola, maka cermin tersebut
disebut cermin cembung. Cermin cekung bersifat konvergen, yaitu bersifat
mengumpulkan sinar. Berkas sinar sejajar sumbu utama dipantulkan mengumpul pada
satu titik yang dinamakan titik fokus. Cermin cekung di sebut juga cermin
konkaf atau cermin positif.
Gambar 2 Pemantulan cahaya pada
cermin cekung
Pada gambar
di atas di lukiskan cermin cekung. Titik M di sebut titik pusat kelengkungan
cermin dan titik O di sebut vertex. Garis yang melalui titik O dan M di sebut
sumbu utama cermin. Jika sinar datang tidak terlalu jauh dari sumbu utama
sehingga titik A dekat dengan titik B, maka FA dan MF mendekati nilai FO.
Karena MF = OF maka :
dengan f adalah jarak fokus cermin.
B.
SINAR
ISTIMEWA CERMIN CEKUNG
Apabila sebuah benda berada di depan permukaan cermin cekung yang memantulkan cahaya maka cermin cekung akan membentuk bayangan benda tersebut. ditunjukkan gambar di bawah.
Keterangan gambar :
Garis berwarna orange = cermin cekung
Garis berwarna biru = sumbu utama
Tanda panah (berwarna hijau) = benda
R = pusat kelengkungan cermin cekung
f = fokus cermin cekung
Garis berwarna orange = cermin cekung
Garis berwarna biru = sumbu utama
Tanda panah (berwarna hijau) = benda
R = pusat kelengkungan cermin cekung
f = fokus cermin cekung
Gambar bayangan benda bisa dihasilkan dengan menggambar semua berkas cahaya yang melewati benda tetapi hal ini
kurang praktis karena akan ada banyak garis-garis yang mewakili berkas cahaya.
Untuk mempermudah, dipilih beberapa berkas cahaya saja untuk mewakili semua
berkas cahaya yang melewati benda tersebut. Mengingat peristiwa ini melibatkan pemantulan cahaya maka hukum pemantulan cahaya harus
dipatuhi ketika menggambar pembentukan bayangan.
1. Sinar istimewa 1 :
Gambar 3 Sinar datang sejajar sumbu
utama
Sinar 1 atau berkas cahaya 1 yang datang menuju cermin cekung
digambarkan sejajar dengan sumbu utama dan
menyinggung ujung atas benda, lalu dipantulkan oleh cermin cekung di mana
berkas cahaya pantulan tersebut harus melewati titik fokus (f). Sinar
datang dan sinar pantul yang digambarkan harus memenuhi hukum pemantulan cahaya,
di mana sudut datang sama dengan sudut pantul.
2. Sinar istimewa 2 :
Gambar 4. Sinar datang melalui titik fokus
Sinar 2 atau berkas cahaya 2 yang datang menuju cermin cekung
digambarkan harus melewati titik fokus dan
menyinggung ujung atas benda, lalu dipantulkan oleh cermin cekung di mana
berkas cahaya pantulan tersebut harus sejajar sumbu utama. Sinar datang dan
sinar pantul yang digambarkan harus memenuhi hukum pemantulan cahaya, di mana sudut datang sama dengan
sudut pantul.
3.
Sinar istimewa 3 :
Gambar 5. Sinar datang menuju pusat kelengkungan
Sinar 3 atau berkas cahaya 3 yang datang menuju cermin cekung
digambarkan harus melewati titik pusat kelengkungan cermin (R)dan menyinggung ujung
atas benda, lalu dipantulkan oleh cermin cekung di mana berkas cahaya pantulan
tersebut berhimpit dengan berkas cahaya datang. Sinar datang dan sinar pantul yang
digambarkan harus memenuhi hukum pemantulan cahaya, di mana sudut datang sama dengan
sudut pantul. Jika berkas cahaya datang berhimpit dengan berkas cahaya pantul
maka berkas cahaya pasti tegak lurus (90o) dengan
permukaan cermin cekung yang dilewati berkas cahaya sehingga sudut datang 90o sama
dengan sudut pantul 90o.
D.
PEMBENTUKAN BAYANGAN (DUA SINAR ISTIMEWA)
Pembentukan bayangan benda dapat digambarkan menggunakan
hanya dua berkas cahaya, sebagaimana ditunjukkan gambar di bawah. Jika
menggunakan dua berkas cahaya atau dua sinar istimewa maka terdapat tiga
kemungkinan gambar pembentukan bayangan.
Sinar istimewa 1 dan 2 :
Sinar istimewa 1 dan 2 :
Gambar 6. Pembentukan Bayangan
melalui sinar istimewa 1 dan 2
Sinar istimewa 1 dan 3 :
Gambar 7. Pembentukan Bayangan
melalui sinar istimewa 1 dan 3
Sinar istimewa 2 dan 3 :
Gambar 8. Pembentukan Bayangan
melalui sinar istimewa 2 dan 3
Gambar pembentukan bayangan benda menggunakan hanya dua
berkas cahaya perlu disesuaikan juga dengan jarak benda dari cermin cekung.
Jika jarak benda dari cermin cekung seperti pada gambar di atas maka terdapat
tiga cara menggambar pembentukan bayangan menggunakan hanya dua berkas cahaya.
Apabila jarak benda dari cermin cekung berbeda dengan gambar di atas, misalnya benda
berada di antara titik fokus dan titik pusat kelengkungan, maka belum tentu
terdapat tiga cara menggambar pembentukan bayangan, mungkin hanya ada dua cara
menggambar.
Jika anda menggambar pembentukan bayangan oleh cermin cekung,
anda dapat memilih salah satu cara dan tidak perlu menggunakan dua atau tiga
cara.
E.
PEMBENTUKAN BAYANGAN (TIGA SINAR ISTIMEWA)
Pembentukan bayangan benda dapat digambarkan menggunakan tiga
berkas cahaya atau tiga sinar istimewa, sebagaimana ditunjukkan gambar di
bawah.
Gambar 9. Pembentukan Bayangan menggunakan 3 berkas cahaya
Apabila jarak benda dari cermin cekung tidak seperti pada
gambar di atas, misalnya benda berada di antara cermin cekung dan titik fokus,
atau benda berada di antara titik fokus dan titik pusat kelengkungan cermin
cekung, maka belum tentu pembentukan bayangan benda dapat digambarkan
menggunakan tiga kemungkinan atau tiga cara seperti gambar di atas. Bisa saja
hanya terdapat dua kemungkinan atau dua cara menggambar pembentukan bayangan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Jenis
Praktikum
Jenis praktikum yang kami lakukan berupa
eksperimen. Hal ini dikarenakan pada kegiatan praktikum melakukan proses
eksperimen terhadap titik fokus cermin cekung.
B.
Waktu
dan Tempat
1.
Waktu
Praktikum dilaksanakan pada hari Rabu,
19 November 2015 pukul 09.40 WIB – selesai.
2.
Tempat
Praktikum ini dilaksanakan di
laboratorium Prodi Pendidikan IPA Universitas Negeri Surabaya.
C. Variabel :
1. Variabel
kontrol : Jenis cermin
Definisi
operasional : Jenis cermin yang
digunakan yaitu cermin cekung
2. Variabel
manipulasi : Jarak cermin dengan benda
(s0)
Definisi
operasional : Pada percobaan ini
menggunakan jarak cermin dengan benda (s0) sebesar 2cm, 3cm, 4cm,
5cm, 6cm, 7cm, 8cm, 9cm, 10cm, 11cm
3. Variabel
respon : Jarak bayangan dan jarak
fokus
Definisi operasional : Jarak bayangan diukur dari jarak bayangan
dengan cermin cekung dan jarak fokus diukur setengah dari jari-jari
kelengkungan cermin atau dengan menggunakan persamaan 1 / f = 1/s + 1/s'
D.
Rancangan Percobaan
E.
Alat Dan Bahan :
1. Cermin
cekung dengan penumpu 1
Buah
2. Lilin 1 Buah
3. Kertas
1 Buah
4. Tempat
lilin 1
Buah
5. Korek
api 1 bauah
F.
Prosedur Kerja:
Prosedur kerja praktikum kami adalah sebagai berikut:
1. Merancang
percobaan seperti rancangan percobaan
2. Meletakkan lilin
sesuai dengan manipulasi jarak yang diinginkan
3. Mengukur jarak lilin
yang diletakkan
4. Melihat bayangan
yang terbentuk dalam layar
5. Mengukur jarak
bayangan yang terbentuk dengan cermin cekung
6. Mengulangi
percobaan dengan jarak lilin yang berbeda
G. Langkah Kerja :
BAB IV
DATA DAN ANALISIS
A. DATA
Berikut ini adalah data hasil praktikum yang kami
dapatkan:
|
Percobaan ke-
|
S
|
S’
|
f
|
1
|
2,0
|
Tidak
terbentuk
|
-
|
2
|
3,0
|
Tidak
terbentuk
|
-
|
3
|
4,0
|
Tidak
terbentuk
|
-
|
4
|
5,0
|
Tidak
terbentuk
|
-
|
5
|
6,0
|
31,0
|
5,0
|
6
|
7,0
|
20,0
|
5,2
|
7
|
8,0
|
16,5
|
5,4
|
8
|
9,0
|
15,5
|
5,7
|
9
|
10,0
|
13,0
|
5,7
|
10
|
11,0
|
13,0
|
5,9
|
Rata-rata
focus cermin cekung melalui percobaan 5,6
cm
B.
ANALISIS
Dari data yang
diatas, telah dilakukan 10 kali percobaan dengan manipulasi jarak benda, hingga
didapat jarak bayangan benda yang paling fokus. Kemudian dari data jarak benda
(s) dan jarak bayangan (s’) dapat diketahui titik fokus cermin cekung melalui
perhitungan 1
/ f = 1/s + 1/s' . Hasil perhitungan nilai fokus cermin cekung
kemudian dibandingkan dengan teori, dimana fokus cermin cekung yang kami
gunakan ialah 5 cm.
Ketika benda
diletakkan kurang dari atau sama dengan 5 cm, tidak terdapat bayangan yang
fokus di layar, sehingga tidak diketahui seberapa besar jarak bayangan yang
terbentuk. Namun, ketika benda diletakkan lebih dari 5 cm dari cermin, didapat
bahwa semakin jauh jarak benda, semakin dekat jarak bayangan benda yang
terbentuk. Adapun hubungan tersebut dapat dilihat melalui grafik berikut ini:
Dari 6 data tentang
jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’) yang dapat diidentifikasi, kemudian
dihitung fokus cermin cekung yang digunakan melalui persamaan 1 / f =
1/s + 1/s', sehingga diperoleh titik api atau titik fokus
rata-ratanya sebesar 5,6 cm, sedangkan nilai titik fokus dari cermin cekung
yang kami gunakan secara teori yaitu 5,0 cm.
C. PEMBAHASAN
Berdasarkan
data dan analisis yang telah dipaparkan, ketika benda diletakkan kurang dari 5
cm (Percobaan 1-3) tidak terdapat bayangan yang fokus di layar. Hal ini sesuai
dengan teori. Sebab, ketika benda berada kurang dari 5 cm, berarti benda
tersebut berada di ruang 1. Teori menyebutkan bahwa cermin cekung yang memiliki
benda di ruang 1 akan menghasilkan bayangan di ruang 4. Bayangan di ruang 4
tidak dapat dilihat oleh mata, sebab terhalang oleh adanya cermin cekung itu
sendiri. Selain itu, bayangan benda bersifat diperbesar dan tegak. Pada benda
yang berupa api, kejelasan bayangan akan dipengaruhi oleh cahaya disekitarnya.
Apabila ruangan yang digunakan untuk percobaan memiliki intensitas cahaya yang
tinggi, maka bayangan yang diperbesar semakin kabur hingga tidak terlihat.
Karena pada percobaan 1-3 jarak bayangan tidak dapat diidentifikasi, maka
perhitungan fokus cermin tidak dapat terdefinisikan. Sehingga perlu dilakukan
percobaan lain dengan jarak benda yang dapat memanghasilkan bayangan dengan
jarak tertentu, sehingga besarnya titik fokus dapat dihitung.
Pada percobaan
keempat, benda diletakkan tepat di titik fokus cermin, yaitu pada jarak 5 cm
dari depan cermin cekung. Pada posisi demikian, bayangan benda juga tidak
terbentuk secara fokus pada jarak berapapun. Hal ini sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa ketika benda terletak tepat pada titik fokus cermin cekung,
maka bayangan terletk di titik tak terhingga di belakang cermin.
Sementara itu,
pada percobaan 5-8, benda diletakkan pada ruang 2, atau diantara titik fokus
dan jari-jari kelengkungan cermin. Bayangan yang terbentuk pada percobaan 5-8
bersifat terbalik, dan berada jauh di depan cermin cekung, melebihi jari-jari
kelengkungan. Hal ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa sifat bayangan
benda yang diletakkan di ruang 2 ialah, maya, terbalik, diperbesar dan terletak
di ruang 3. Karena bayangan dapat diidentifikasi jaraknya, maka perhitungan
titik fokus dapat dilakukan. Hasil perhitungan didapat bahwa titik fokus pada
percobaan 5 ialah 5,0 cm. Sedangkan pada percobaan 6, 7 dan 8 sebesar 5,2 cm; 5,4
cm; dan 5,7 cm. Ketidak nilai titik fokus sesuaian dengan teori disebabkan
karena ketidaktepatan dalam menentukan jarak bayangan. Hal ini terjadi sebab
benda yang digunakan berupa api dapat bergerak-gerak jika terkena tiupan angin,
sehingga hal tersebut akan mempersulit dalam menentukan bayangan yang fokus.
Selain itu, intensitas ruangan sangat mempengaruhi terbetuknya bayangan yang
fokus di layar.
Pada percobaan
9, benda tepat pada jarak 10 cm di depan cermin, atau terletak pada pusat
kelengkungan cermin. Teori menyebutkan bahwa apabila benda berada pada R
(jari-jari kelengkungan), maka bayangan yang terbentuk ialah nyata, terbalik,
dan sama besar. Bayangan bersifat nyata yang dimaksud artinya bayangan tidak
dapat dilihat secara eksplisit, karena memiliki jarak yang sama dengan jarak
benda dari depan cermin. Sehingga pada titik ini seharusnya bayangan tidak
dapat teridentifikasi dan hitungan fokus cermin tidak dapat dilakukan. Akan
tetapi hasil percobaan didapat bahwa bayangan yang terbentuk berjarak sejauh
13,0 cm di depan cermin. Nilai tersebut didapat berdasarkan jarak bayangan yang
terlihat paling fokus diantara cermin dengan layar, sebab walaupun secara teori
bayangan bersifat nyata, tetapi pada layar tetap terbentuk bayangan api. Selain
karena kesalahan pada pengamat, penggunaan media layar yang sedikit mengkilat
juga mempengaruhi. Sebab layar yang seharusnya digunakan untuk menangkap
bayangan justru juga memantulkan bayangan benda, dan hal tersebut akan membuat
pengamatan semakin sulit.
Pada percobaan
ke 10, benda terletak sejauh 11 cm di depan cermin, atau didefinisikan bahwa
benda terletak di ruang 3. Secara teori, benda di ruang 3 pada cermin cekung
akan menghasilkan bayangan yang nyata, terbalik, diperkecil. Bayangan bersifat
nyata sebab bayangan di ruang 2 yang secara eksplisit tidak dapat dilihat oleh
mata. Namun pada percobaan, didapat
bahwa bayangan yang terbentuk berjarak sejauh 13,0 cm di depan cermin. Nilai
tersebut didapat berdasarkan jarak bayangan yang terlihat paling fokus diantara
cermin dengan layar. Dan jarak tersebut merupakan jarak yang paling dekat
antara benda (lilin) dengan layar, sebab lilin yang digunakan memiliki penumpu
yang tidak dapat dijangkau layar agar lebih dekat lagi. Artinya, kemungkinan
akan terbentuk bayangan yang lebih fokus dengan jarak kurang dari 13,0 cm. Akan
tetapi kerana terhalang oleh penumpu, maka nilai itu merupakan nilai minimal
jarak layar yang dapat digunakan untuk menangkap bayangan cahaya yang paling
fokus.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari percobaan yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa ketika
benda yang kami letakkan kurang dari jarak focus cermin cekung yang kami
gunakan maka bayangan tidak akan terbentuk. Namun, ketika benda kami letakkan
lebih dari jarak focus maka akan terbentuk bayangan dan dengan perhitungan 1 / f =
1/s + 1/s' titik api
atau titik fokusnya kami dapatkan nilai rata-ratanya yaitu 5,6 cm, padahal
nilai titik focus dari cermin cekung yang kami gunakan secara teori yaitu 5,0
cm. Didapatkan data S’ berturut – turut sebesar 31,0 , 20,0, 16,5, 15,5, 13,0
dan 13,0 pada S sebesar 6,0, 7,0, 8,0, 9,0, 10,0 , dan 11,0 sehingga didapatkan
f sebesar 5,0, 5,2, 5,4, 5,7, 5,7, dan 5,9.dengan taraf ketelitian sebesar
100%, 96%, 92%, 86%, 86%, dan 82%. Pada percobaan 1 – 4 S’ tidak terbentuk
sehingga tidak didapatkan pula f-nya. Semakin besar jarak benda terhadap cermin
cekung maka semakin besar pula jarak bayangan terhadap cermin cekung. Selain
itu seharusnya nilai titik focus cermin cekung seharusnya konstan untuk semua
percobaan.Adanya perubahan jarak benda memengaruhi jarak bayangan
yang dihasilka serta jarak fokus pada cermin cekung.
B. Saran
- Sebaiknya
menggunakan media benda yang stabil. Api yang digunakan sebagai benda pada
percobaan ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, misal adanya angin
atau intensitas cahaya d ruangan
- Sebaiknya
menggunakan media layar yang tidak mengkilat, sebab hal tersebut akan
mmepersulit saat mengamati bayangan yang fokus, sebab layar juga memantulkan
bayangan meskipun terlihat samar
DAFTAR PUSTAKA
Andining tyas, Ajeng. 2015. Laporan Praktikum IPA SD
Cermin Cekung. (Online).(https://www.academia.edu/8948590/Laporan_praktikum_IPA_SD. diakses 20 November 2015)
Anonim.2013. Cermin Datar, Cermin Cekung, Dan Cermin
Cembung. (Online).(http://rumushitung.com/2013/03/10/cermin-datar-cermin-cekung-cermin-cembung/. Diakses 20
November 2015).
Feed.2014. Pengertian Cermin dan Jenis Cermin. (Online).
(http://www.pengertianahli.com/2014/03/pengertian-cermin-dan-jenis-cermin.html
diakses 20 November 2015)
Kurniawati, Suci. 2013. Pembentukan
Bayangan Pada Cermin. (Online). (http://kurniawatisuci.blogspot.com/2013/05/pembentukan-bayangan-pada-cermin.html, diakses 20 November 2015).
Putra, Rangga Mandala. 2013. Cermin dan Lensa.
(Online). (https://www.academia.edu/8969407/Cermin_dan_Lensa diakses
20 November 2015).
Risal, Muhammad. 2013. Cermin Cekung dan Sifat
Bayangan. (Online). (http://www.rumus-fisika.com/2013/03/cermin-cekung-dan-sifat-bayangan.html
diakses 20 November 2015).
Supena. 2013. Menentukan Jarak Fokus dan Jarak
Benda. (Online). (http://ipaedukasi-supena.blogspot.com/2013/08/menentukan-jarak-fokus-jarak-benda-dan_8.html
diakses 20 November 2015).
SANGAT TERBANTU :V
BalasHapus