LAPORAN PRAKTIKUM
GELOMBANG DAN OPTIK (GO-9)
JARAK FOKUS LENSA
Disusun oleh :
KELOMPOK I
1. Indrawati
(13030654041)
2. Asti
Muninggar (13030654046)
3. Mayang
Indrawati
(13030654051)
4. Mochamad
Riduwan (13030654055)
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
PRODI PENDIDIKAN IPA
2015
JARAK
FOKUS LENSA
ABSTRAK
Tujuan percobaan ini adalah untuk menentukan jarak fokus lensa positif
dan menentukan fokus lensa negatif. Metode yang digunakan yaitu untuk menentukan
jarak fokus lensa positifdannegatif, dilakukan 5 kali manipulasi jarak benda (s(+))
sebesar 20 cm; 25 cm; 30 cm; 35 cm; dan
40 cm. Dari hasil percobaan pertama diperoleh nilai rata-rata jarak fokus lensa
positif yaitu sebesar 10,40± 0,20cm dengan taraf
ketidakpastian sebesar 1,92 % dan taraf ketelitian 98,08 %. Percobaan kedua diperoleh nilai rata-rata jarak fokus lensa negatif
yaitu sebesar -11,50± 0,96cm dengan taraf ketidakpastian sebesar 8,52 %dan taraf ketelitian 91,48 %. Hasil
ini tidaksesuai dengan jarak fokus lensa yang sudah diketahui padalensanyayaitu
sebesar 10 cm untuk lensa positif dan -10 cm untuk lensa negatif.
Ketidaksesuaian nilai tersebut dikarenakan tidak adanya indikator yang jelas saat menentukan jelas tidaknya bayangan
yang terbentuk, tepat jelas tidaknya bayangan berbeda-beda setiap orang,
sedikit perbedaan tersebut dapat mempengaruhi rata-rata jarak fokus lensa yang
ditentukan. Selainitu untuk percobaan kedua dikarenakan praktikan tidak memperhatikan
masalah ruang-ruang dimana benda diletakkan, padahal harus memperhatikan
masalah ruang-ruang dimana benda diletakkan, karena akan digunakan persamaan
yang berbeda dalam menentukan s’(-).Namun, teori yang menyatakansemakin
besar jarak benda dari lensa makasemakin kecil jarak bayangan yang terbentuk pada
lensa positif dan lensa negatifmemangbenaradanya
Kata kunci: jarak
fokus, lensa positif, dan lensa negatif.
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Lensa merupakan salah satu alat optik yang paling mudah ditemui, yang kedua
sisinya dibatasi oleh dua buah bidang bening (biasanya berbentuk lengkung). Lensa
yang kedua sisinya melengkung dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu lensa
cembung dan lensa cekung. Lensa cembung (lensa positif) adalah lensa dengan bagian
tengah yang lebih tebal dibandingkan bagian tepinya dan bersifat mengumpulkan
cahaya atau sinar pada titik yang bernilai positif. Lensa cekung (lensa
negatif) adalah bagian tengah yang lebih tipis dibanding tepinya dan bersifat
menyebarkan sinar atau cahaya pada sebuah titik yang bernilai negatif.
Lensa cembung dan lensa cekung ketika diberi sinar (sumber cahaya), akan
terbentuk bayangan. Sebagaimana fungsi dari lensa cembung dan lensa cekung
yaitu mengumpulkan cahaya pada titik tertentu, maka berkas-berkas cahaya
tersebut akan dikumpulkan dan membentuk suatu bayangan yang terlihat paling
tajam di sebuah titik yang dinamakan titik
fokus. Dari pernyataan tersebut, maka kita dapat mengetahui bahwa terdapat
hubungan antara jarak benda, jarak bayangan dan jarak fokus lensa. Adapun
hubungan berikut dapat diketahui melalui persamaan :
1/f = 1/s + 1/s’
Dengan demikian, untuk menentukan jarak fokus lensa positif dan lensa
negatif, dilakukan percobaan dengan judul Jarak Fokus Jensa.
B.
RUMUSAN MASALAH
Dari penjabaran latar belakang diatas, makan dapat diambil rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh jarak benda terhadap
jarak bayangan yang dibentuk?
2. Berapakah jarak fokus lensa positif dan
negatif (yang digunakan dalam percobaan)?
C.
TUJUAN
Dari penjabaran rumusan masalah diatas, maka tujuan percobaan
adalah sebagai berikut :
1. Menganalisis pengaruh jarak benda
terhadap jarak bayangan pada lensa positif dan lensa negatif
2. Menentukan jarak fokus lensa positif
(cembung)
3. Menentuka jarak fokus lensa negative (cekung)
D.
HIPOTESIS
Hipotesis dari percobaan ini yaitu:
1. Semakin jauh jarak benda pada lensa,
menimbulkan bayangan dengan jarak yang semakin dekat.
2. Berapapun jarak benda pada lensa, jarak
fokus lensa positif dan lensa negatif bernilai konstan.
KAJIAN TEORI
A. Lensa
Lensa adalah alat optik sederhana yang paling penting. Lensa
merupakansuatu medium transparan yang dibatasi oleh dua permukaan melengkung
yang merupakan garis sferis, meskipun satu dari permukaan lensa itu dapat merupakan bidang datar, karena
itu suatu gelombang datang mengalami dua pembiasan ketika melewati lensa
tersebut. Lensa terbagi menjadi dua jenis,yaitu lensa cembung (+) dan lensa cekung (-).
Hasil bayangan akibat pembiasan kedua jenis lensa ini berbeda-beda, ada
yang diperkecil, ada yang diperbesar, serta ada pula yang terbalik
atau tegak. Bayangan
tersebut ada yang bersifat maya atau tidak tertangkap layar dan ada pula yang
nyata atau tertangkap layar.
Lensa membantu aktifitas kita terutama yang
berhubungandengan optik. contoh yang paling banyak digunakan dalam sehari-hari
adalah kaca mata. Selain kaca mata, contoh lain yang menggunakan lensa adalah kamera, mikroskop, lup, dan lain-
lain. Namun selain lensa cembung dan cekung ada jenis-jenis lensa yang lain berdasarkan
bentuknya :
1. Lensa Planparalel (datar-datar).
2. Lensa bikonveks (cembung-cembung).
3. Lensa bikonkaf (cekung-cekung)
4. Lensa gabungan seperti plan-konkaf (datar-cekung),
konveks konkaf (cembung-cekung)
Gambar 1. (a) Lensa positif terdiri dari 1) lensa cembung ganda,
2) lensa
cembung-datar, 3) lensa cembung-cekung;
(b)
lensa negatif terdiri dari 4) lensa cekung ganda, 5)
lensa cekung-cembung, 6) lensa cekung-cembung
Berkas
cahaya sejajar dari benda yang terletak jauh tak terhingga pada lensa tipis.
Letak bayangan di suatu titik F disebut dengan titik fokus lensa. Jarak dari
lensa ke titik F disebut jarak fokus (f). Karena lensa memiliki 2 permukaan,
maka lensa memiliki 2 jari-jari kelengkungan lensa (R) dan 2 titik fokus.
Hubungan antara jarak benda, jarak bayangan, dan jarak fokus dapat ditunjukkan
dalam persamaan:
1/s + 1/s’ = 1/f
..................................(1)
Keterangan: s = jarak benda
s’ = jarak bayangan
f
= jarak fokus
B. Lensa Cembung (Lensa Positif)
Lensa cembung adalah lensa yang bagian
tengahnya lebih tebal daripada bagian pinggirnya (Umar, 2008). Lensa cembung
terdiri dari beberapa bentuk, yaitu :
1. Bikonveks
atau cembung-cembung
2. Plankonveks
atau cembung-datar
3. Konkaf-konveks
atau cembung-cekung
Lensa cembung disebut juga lensa konvergen karena lensa
cembung mengumpulkan berkas sinar. Lensa cembung memmpunyai harga fokus positif
(+), sehingga juga disebut lensa positif.
Gambar 2. Lensa cembung bernilai positif
Sinar istimewa lensa cembung adalah sebagai berikut :
·
Sinarsinar yang datang sejajar dengan sumbu
utama akan dibiaskan oleh lensa cembung melewati titik fokus
·
Sinarsinar yang datang dari titik fokus
dibiaskan sejajar dengan sumbu utama
·
Sinar yang melewati pusat lensa tidak akan
dibiaskan melainkan diteruskan tanpa mengalami pembiasan.
Gambar 3. Sinar
istimewa lensa positif
Lensa
cembung memiliki kesamaan dengan cermin cekung. Namun pembentukan pada lensa
cembung ini dipengaruhii oleh ruang lensa. Jika benda di depan lensa positif,
bayangannya dapat diterima layar, maka
bayangan tersebut disebut dengan bayangan nyata. Untuk mendapatkan
bayangan yang tajam (fokus) di layar, maka lensa dan atau layar dapat
digeser-geser sedemikian hingga bayangan tampak jelas di layar. Nilai jarak
fokus untuk lensa cembung adalah sebesar 100 mm = 1 cm.
Untuk
menentukan f pada lensa cembung, maka
benda harus diletakkan sedemikian rupa, seperti pada gambar di bawah ini.
Gambar 4. Penentuan f pada lensa positif
Berlaku rumus:
1/
(s’(-) + d) + 1/ s’(+) = 1/f(+)
.......................(2)
C.
Lensa
Cekung (Lensa Negatif)
Lensa cekung adalah lensa yang bagian
tengahnya lebih tipis dari pada bagian pinggirnya (Umar, 2008). Sama halnya
dengan lensa cembung, lensa cekungpun terdiiri atas beberapa bentuk,
diantaranya :
1. Bikonkaf
atau cekung – cekung
2. Plankonkaf
atau cekung – datar
3. Konveks-
konkaf atau cekung – cembung.
Lensa cekung disebut lensa divergen karena menyebarkan
berkas sinar. Lensa cekung mempunyai harga fokus (-), sehingga juga disebut
sebagai lensa negative.
Gambar 5. Lensa cekung
bernilai negatif
Pada lensa cekung (negative) juga dikenal tiga sinar istimewa, yakni
dengan penjelasan sebagai berikut :
·
Sinar datang sejajar sumbu utama akan dibiaskan
seolaholah sinar bias itu berasal dari
fokus utama F1.
·
Sinar datang menuju fokus utama F2 akan
dibiaskan sejajar sumbu utama.
·
Sinar datang melalui pusat optik akan diteruskan tanpa dibiaskan.
Gambar 5. Sinar istimewa lensa negatif
Untuk lensa negatif berlaku rumus
:
1/s(-)
+ 1/s(-) =
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Praktikum
Jenis praktikum yang digunakan ialah eksperimen. Hal ini
dikarenakan pada kegiatan praktikum melakukan proses manipulasi terhadap jarak
lensa ke benda.
B. Waktu dan Tempat
1. Waktu
Praktikum
dilaksanakan pada hari Kamis, 10 Desember 2015 pukul 09.40 WIB – selesai.
2. Tempat
Praktikum
ini dilaksanakan di laboratorium Prodi Pendidikan IPA Universitas Negeri
Surabaya.
C.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1.
Lensa positif 1
buah
2. Lensa
negatif 1 buah
3. Layar 1
buah
4. Penggaris 1
buah
5. Bay
box atau sumber cahaya 1
buah
6. Power
Supply 1
buah
D.
(+)
|
s
|
s’
|
Gambar 1. Rancangan Percobaan Menentukan Jarak Fokus Lensa Positif
d
|
(-)
|
s(-)
|
s’(+)
|
Gambar 2. Rancangan
Percobaan Menentukan Jarak Fokus Lensa Negatif
E.
Variabel yang Digunakan
1.
Menentukan Jarak Fokus Lensa Cembung
a. Variabel Manipulasi : Jarak lensa (s(+)) ke
benda
Definisi
Operasional : Jarak benda
kelensa (s(+)) sebesar 20 cm,25
cm,
30 cm, 35 cm, dan 40cm.
b. Variabel Kontrol :Jenis Lensa
Definisi
operasional : Pada percobaan ini variabel yang dikontrol
atau dibuat tetap adalah jenis lensa
yang digunakan, yaitu lensa
cembung.
c. Variabel Respon : Jarak bayangan yang dihasilkan (s’(+))
Definisi
Operasional : Jarak bayangan
yang dihasilkan (s’)diukur
dari lensa
sampai ujung terbentuknya bayangan
2. Menentukan
Fokus Jarak Fokus Lensa Cekung
a. Variabel Manipulasi : Jarak benda ke lensa
(s(-))
Definisi
Operasional : Jarak benda
kelensa (s(-)) sebesar 20 cm,25
cm,
30 cm, 35 cm, dan 40cm.
b. Variabel Kontrol : Jenis lensa dan jarak lensa negative
dengan
lensa positif (d)
Definisi operasional : Kami menggunakan jenis
lensa sebagai
variabel kontrol atau tetap, yaitu lensa
cekung. Akan tetapi bayangan lensa cekung adalah bernilai negatif sehingga
tidak dapat ditangkap dilayar, oleh karena itu kita juga menggunakan lensa
cembung. Selain itu kita juga mnegontrol d (jarak antar celah lensa cekung dan
cembung), yaitu 10 cm.
c. Variabel Respon : Jarak bayangan yang dihasilkan (s’(+))
Definisi
Operasional : Jarak bayangan
yang dihasilkan (s’)diukur
dari lensa
sampai ujung terbentuknya bayangan
F.
ProsedurPercobaan
1. Percobaan 1
a.
Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
b.
Mengukur jarak s(+) antara benda dengan lensa positif.
c.
Mengggeser-geser layar untuk mendapatkan
gambar bayangan yang paling jelas.
d.
Mengukur jarak bayangan s’(+) pada
layar terhadap lensa positif.
e.
Mengulangi langkah diatas dengan mengubah
jarak benda.
2. Percobaan 2
a.
Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
b.
Mengukur jarak antara lensa negatif dan positif (d).
c.
Mengukur jarak antara benda dengan lensa negatif s(-).
d.
Mengggeser-geser layar untuk mendapatkan gambar bayangan
yang paling jelas.
e.
Mengukur jarak bayangan pada lensa positif [s’(+)], catat hasilnya. (Dalam hal ini nilai f(+) telah
diperoleh dari percobaan pertama)
f.
Mengulangi langkah diatas dengan mengubah jarak benda.
G.
AlurKerja
1. PadaLensaPositif
2.
PadaLensaNegatif
BAB IV
DATA DAN ANALISIS
A. Data
Percobaan 1
Tabel 4.1: Hasil Percobaan Menentukan
Jarak Fokus Lensa Positif
Percobaan Ke-
|
(s(+) ± 0,1) cm
|
(s’(+) ± 0,1) cm
|
(f(+)) cm
|
1
|
20,0
|
19,7
|
9,92
|
2
|
25,0
|
17,0
|
10,12
|
3
|
30,0
|
16,3
|
10,56
|
4
|
35,0
|
14,7
|
10,90
|
5
|
40,0
|
13,5
|
10,37
|
f(+) rata-rata
|
10,40
|
Keterangan: Jarak Fokus Lensa secara teori adalah 10 cm
Percobaan 2
Tabel 4.2: Hasil Percobaan Menentukan Jarak Fokus Lensa
Negatif
Percobaan Ke-
|
(s(-) ± 0,1) cm
|
(d ± 0,1) cm
|
(s’(+) ± 0,1) cm
|
Harga
(s’(-)) cm
|
Harga
(f(-)) cm
|
1
|
20,0
|
10
|
26,0
|
-7,3
|
-11,4
|
2
|
25,0
|
10
|
26,5
|
-7,1
|
-9,9
|
3
|
30,0
|
10
|
24,5
|
-8,1
|
-11,0
|
4
|
35,0
|
10
|
21,0
|
-10,6
|
-15,2
|
5
|
40,0
|
10
|
19,0
|
-13,4
|
-10,0
|
f(-) rata-rata
|
-11,50
|
Keterangan: Jarak Fokus Lensa secara teori adalah -10 cm
f(+)=10, 40 cm
B. Analisis
Berdasarkan data diatas dapat dianalisis
bahwa pada tabel 4.1 yaitu menentukan jarak fokus lensa positif, dengan jarak
focus lensa secara teori (yang sudah diketahui di dalam lensa) yaitu 100 mm
atau 10 cm maka, jarak fokus lensa positif diperoleh melalui persamaan
, dengan s(+) merupakan jarak benda, dan
s’(+) ialah jarak bayangan melalui perhitungan pengamatan. Pada
percobaan tersebut dilakukan 5 kali manipulasi jarak benda. Adapun jarak
bendanya ialah 20 cm; 25 cm; 30cm; 35cm; dan 40 cm, sedangkan jenis lensa yang
digunakan tetap. Adapun rata-rata jarak fokus lensa positif yang didapat pada
perhitungan percobaan pertama hingga kelima berturut-turut yaitu 9,92 cm; 10,12 cm;
10,56 cm; 10,90 cm; 10,37 cm dan rata-rata untuk keseluruhan adalah 10 40 cm.
Pada tabel 4.2 yaitu menentukan jarak
fokus lensa negatif. Jarak fokus lensa positif negatif diperoleh melalui
persamaan
, dengan s(-) merupakan jarak benda, dan
s’(-) ialah jarak bayangan. Untuk memperoleh s’(-) digunakan rumus s’(-)
= s(+) + d. s(+) yang digunakan didapat dari rumus
dimana f(+) yaitu rata-rata jarak
fokus lensa positif yang diperoleh dari hasil percobaan pertama. Pada
percobaan kedua dilakukan 5 kali manipulasi jarak benda. Adapun jarak bendanya
ialah 20,0 cm; 25,0 cm; 30,0 cm; 35,0 cm; dan 40,0 cm, sedangkan jenis lensa
yang digunakan tetap dengan f(+)nya 10, 40 cm dan jarak antara lensa + dan – yaitu
10,0 cm didapat jarak fokus lensa
negative berturut-turut yaitu -11,40 cm; -9,90 cm; -11,00 cm; -15,20 cm; -10,00
cm. Dari jarak fokus tiap percobaan diperoleh rata-ratanya sebesar -11,50 cm.
Berdasarkan data diatas pula, dapat dibuat grafik hubungan antara jarak
benda dengan jarak bayangan pada lensa positif sebagai berikut:
Berdasarkan data diatas pula, dapat dibuat
grafik hubungan antara jarak benda dengan jarak bayangan pada lensa negative sebagai
berikut:
C. Pembahasan
Dari hasil percobaan pertama diatas sesuai dengan data dan
analisis maka diperoleh jarak bayangan dan kemudian dimasukkan ke dalam rumus
,
sehingga diperoleh jarak fokus lensa positif yaitu dengan memanipulasi jarak
benda s(+) berturut-turut sebesar 25 cm; 30 cm; 35 cm; 40 cm; dan 45
cm diperoleh jarak bayangan s’(+)berturut-turut sebesar 19,7 cm;
17,0 cm; 16,3 cm; 14,7 cm; dan 13,5 cm. Sehingga diperoleh harga jarak fokus lensa positif f(-) berturut-turut
sebesar 9,92 cm; 10,12 cm; 10,56 cm; 10,90 cm; 10,37 cm; dan 10,40 cm. Bayangan (s’(+))
yang terbentu adalah terbalik dengan jarak benda(s(+)), semakin
besar jarak benda dari lensa semakin kecil jarak bayangan yang terbentuk.
Berdasarkan hasil tersebut diperoleh hasil rata-rata jarak fokus lensa positif
yaitu sebesar 10,40 ± 0,20
cm dengan taraf
ketidakpastian sebesar 1,92 % dan taraf ketelitian 98,08 %. Hasil tersebut hampir mendekati jarak fokus
lensa yang sudah diketahui (yang tertera pada lensanya). Jarak fokus lensa
positif yang digunakan memiliki jarak fokus 100 mm atau 10 cm. Perbedaan jarak
fokus lensa positif pada percobaan dengan yang tertera pada lensa yaitu 0,40
cm. Adanya perbedaan tersebut dikarenakan tidak adanya indikator yang jelas
saat menentukan jelas tidaknya bayangan yang terbentuk, misalnya menurut
pengamat X pada jarak bayangan tertentu bayangan yang terbentuk sudah tepat jelas,
namun menurut pengamat Y pada jarak bayangan tersebut bayangan yang terbentuk
belum tepat jelas, tepat jelas jika layar digeser beberapa cm lagi. Perbedaan
jarak bayangan tersebut meskipun sedikit saja namun dapat mempengaruhi
rata-rata jarak fokus lensa yang ditentukan. Sehingga terdapat sedikit
perbedaan antara jarak fokus lensa yang ditentukan dari hasil percobaan dengan
jarak fokus lensa yang sudah diketahui. Selain itu proses pengukuran dan
peletakan lensa yang kurang tepat karena kurang profesionalnya kami sebagai
pengamat juga sangat mempengaruhi hasil percobaan kami.
Kemudian untuk percobaan kedua dilakukan untuk menentukan
jarak fokus lensa negatif. Percobaan ini dilakukan dengan memanipulasi jarak
benda sebanyak 5 kali. Dari hasil percobaan diperoleh jarak bayangan lensa
positif (s’(+)). Percobaan ini digunakan dua lensa, yaitu lensa
negatif dan lensa positif. Jika hanya menggunakan lensa negatif maka bayangan
tidak bisa ditangkap oleh layar, sehingga bayangan tidak terlihat. Fungsi lensa
positif yaitu untuk membalikkan bayangan yang terbentuk, karena sebenarnya
sifat bayangan yang dihasilkan oleh lensa negatif yaitu terbalik. Selain itu
agar bayangan dapat dilihat oleh mata pengamat. Untuk memperoleh s’(-) digunakan
rumus s’(-) = s(+) – d atau s’(-) = s(+) +
d dengan melihat di ruang mana benda diletakkan. s(+) yang digunakan
didapat dari rumus
dimana f(+) yaitu rata-rata jarak
fokus lensa positif yang diperoleh dari hasil percobaan pertama (Menentukan
Jarak Fokus Lensa Positif). Setelah diperoleh jarak bayangan lensa negatif
kemudian dimasukkan ke dalam rumus
,
sehingga diperoleh jarak fokus lensa negatif. Dari kelima percobaan dengan
memanipulasi jarak benda s(-) berturut-turut sebesar 20,0 cm; 25,0
cm; 30,0 cm; 30,0 cm; dan 35,0 cm diperoleh jarak bayangan positif s’(+) berturut-turut 26,0 cm; 26,5 cm; 24,5 cm; 21,0
cm; dan 19,0 cm sehingga dapat ditentukan harga jarak bayangan negatif s’(-
) dengan jarak antara lensa positif dan negative yaitu 10,0 cm
berturut-turut sebesar -7,3 cm; -7,1 cm; -8,1 cm; -10,6 cm, dan -13,4 cm dan
diperoleh harga jarak fokus lensa negatif f(-)berturut-turut sebesar
-11,40 cm; -9,90 cm; -11,00 cm; -15,20 cm; dan -10,00 cm. Jarak bayangan (s’(-))
yang terbentuk berbanding terbalik dengan jarak benda (s(-)),
semakin besar jarak benda dari lensa semakin kecil jarak bayangan yang
terbentuk. Berdasarkan hasil tersebut diperoleh hasil rata-rata jarak fokus
lensa negatif yaitu sebesar -11,50 cm dengan taraf ketidakpastian sebesar -11,50 ± 0,96
cm dengan taraf
ketidakpastian sebesar 8,52 % dan taraf ketelitian 91,48 %. Hasil
tersebut tidak sesuai dengan jarak fokus lensa yang sudah diketahui, (yang
tertera pada lensanya). Jarak fokus lensa negatif yang digunakan memiliki jarak
fokus -100 mm atau -10 cm. Terdapat perbedaan yang cukup jauh antara jarak
fokus lensa negatif pada percobaan dengan yang tertera pada lensa yaitu -1,50
cm. Ketidaksesuaian ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu
pertama, sama dengan percobaan pertama bahwa tidak adanya indikator yang jelas
saat menentukan jelas tidaknya bayangan yang terbentuk, misalnya menurut
pengamat X pada jarak bayangan tertentu bayangan yang terbentuk sudah tepat
jelas, namun menurut pengamat Y pada jarak bayangan tersebut bayangan yang
terbentuk belum tepat jelas, tepat jelas jika layar digeser beberapa cm lagi.
Perbedaan jarak bayangan tersebut meskipun sedikit saja namun dapat
mempengaruhi rata-rata jarak fokus lensa yang ditentukan. Sehingga terdapat
perbedaan yang cukup jauh antara jarak fokus lensa yang ditentukan dari hasil
percobaan dengan jarak fokus lensa yang sudah diketahui. Berikutnya yaitu pada
percobaan kedua ini, f(+) yang dgunakan seharusnya tidaklah
berdasarkan percobaan pertama karena sudah tidak sesuai dengan f(+) yang ada di lensanya. Selain itu,
praktikan tidak memperhatikan masalah ruang-ruang dimana benda diletakkan.
Sebenarnya, dalam menentukan jarak fokus lensa negatif harus memperhatikan
masalah ruang-ruang dimana benda diletakkan, karena akan digunakan rumus yang
berbeda dalam menentukan s’(-). Jika benda berada di ruang I, maka
rumus yang digunakan yaitu s(+) = s’(-) + d è s’(-) = s(+)
– d, sedangkan jika benda berada di ruang II dan III, maka rumus yang
digunakan yaitu s(+) = s’(-) - d è s’(-) = s(+)
+ d. Benda dikatakan berada di ruang I jika jarak benda kurang jarak
fokus lensanya (s < f), benda dikatakan berada di ruang II jika jarak benda
lebih dari atau sama dengan jarak fokus lensanya (f ≤ s < 2f), dan benda
dikatakan berada di ruang III jika jarak benda lebih dari atau sama dengan
jarak fokus lensanya (s ≥ 2f). Pada percobaan menentukan jarak fokus lensa pada
lenca negatif ini, ternyata pada kelima
percobaan tidak ada benda yang berada di ruang I, semuanya berada pada ruang
III.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan diatas maka dapat kami simpulkan
bahwa:
1.
(f(+))
dapat ditentukan dengan menentukan jarak benda (s(+)) dan jarak
bayangan (s’(+)) yang dihasilkan, sehingga diperoleh jarak fokus (f(+))
melalui persamaan
.
Rata-rata jarak fokus lensa positif yang diperoleh dari hasil percobaan yaitu
sebesar 10,40 ± 0,20
cm dengan taraf
ketidakpastian sebesar 1,92 % dan taraf ketelitian 99,08 %.
2.
(f(-))
dapat ditentukan dengan menentukan jarak benda (s(-)) dan jarak
bayangan (s’(-)) yang dihasilkan, sehingga diperoleh jarak fokus (f(-))
melalui persamaan
.
Rata-rata jarak fokus lensa negatif yang diperoleh dari hasil percobaan yaitu
sebesar -11,50 ± 0,96
cm dengan taraf
ketidakpastian sebesar 8,52 % dan taraf ketelitian 91,48 %.
3.
Pada
lensa positif dan lensa negatif, jarak bayangan yang terbentuk berbanding
terbalik dengan jarak benda, semakin besar jarak benda dari lensa semakin kecil
jarak bayangan yang terbentuk.
B. Saran
Adapun saran untuk percobaan
jarak fokus lensa adalah sebagai berikut:
1.
Menentukan
jarak fokus lensa positif, lebih
fokus ketika menggeser-geser layar untuk menentukan bayangan yang tepat jelas
agar diperoleh jarak bayangan yang valid sehingga jarak fokus lensa sesuai
dengan jarak fokus lensa yang diketahui.
2.
Menentukan
jarak fokus lensa negatif, memperhatikan masalah ruang-ruang dimana benda
diletakkan, karena persamaan yang digunakan untuk menghitung jarak bayangan
lensa negatif berbeda-beda, dilihat dari di ruang berapa benda diletakkan,
sehingga jarak bayangan yang diperoleh valid dan jarak fokus lensa sesuai dengan
jarak fokus lensa yang diketahui.
3.
Sebaiknya
sebelum melakukan percobaan praktikan perlu membaca literatur yang berkaitan
dengan materi percobaan agar dalam melakukan percobaan dapat berjalan dengan
lancar sesuai dengan metode agar tidak kebingungan.
DAFTAR PUSTAKA
Fansuri, Naufal. 2012. Menentukan Frekuensi Panjang Fokus Lensa Positif dan Lensa Negatif
dengan Cara Gauss dan Bessel. Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka. (Online).
Diakses dari (http://aldilah-bagas-d.blog.ugm.ac.id/2012/12/19/menentukan-panjang-fokus-lensa-positif-dan-negatif-dengan-menggunakan-cara-gauss-dan-bessel/,
diakses 12 Novemberl 2015).
Giancoli, D.C. 2001. Fisika Jilid 2 Edisi Kelima. Alih bahasa: Yuhilza Hanum. Jakarta:
Erlangga.
TIM. 2014. Modul
Praktikum Gelombang dan Optik. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
Umar, Efrizon. 2008. Buku Pintar Fisika. (Online). Diakses dari books.google.co.id.
Jakarta : Media Pusindo. 12 November 2015
Utomo, Galih. 2010. Rumus-Rumus Umum dalam Lensa. (Online). Diakses dari (http://mediabelajaronline.blogspot.com/2010/03/rumus-rumus-umum-dalam-lensa.html,
diakses 12 November 2015).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar